Acara yang digelar di Alun-Alun Bojonegoro ini berhasil menyedot perhatian ribuan pengunjung dari dalam dan luar daerah. Festival ini tidak hanya menampilkan karya batik khas Bojonegoro dari para perajin lokal, tetapi juga menyuguhkan pertunjukan seni dan fashion show kolaborasi antara Bojonegoro dan Uzbekistan—sebuah negara yang juga dikenal kaya akan tradisi tekstil dan kerajinan kainnya.
Dukungan PT ADS terhadap Ekonomi Kreatif dan Budaya
Direktur Utama PT ADS, Mohammad Kundori, dalam keterangannya menyampaikan bahwa dukungan terhadap pelaksanaan festival budaya seperti BWBF ini merupakan bagian dari strategi membangun ekosistem pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Bojonegoro.
“Kebudayaan Bojonegoro harus terus diperkuat dan dipromosikan secara strategis untuk menarik orang luar datang ke Bojonegoro. Lewat festival seperti ini, kita membangun ruang pertemuan budaya yang juga menjadi peluang ekonomi bagi pelaku UMKM dan kreatif lokal,” ujar Dirut ADS.
Dukungan PT ADS juga berupa keterlibatan aktif dalam promosi serta penyediaan ruang kolaborasi antar pelaku kreatif lintas sektor. Hal ini sejalan dengan tujuan PT ADS sebagai BUMD yang tak hanya berfokus pada sektor hulu migas, tapi juga pengembangan sektor-sektor turunan yang berdampak luas bagi masyarakat.
Kolaborasi Budaya Bojonegoro – Uzbekistan
Yang menjadi sorotan utama dalam BWBF 2025 adalah kehadiran delegasi kebudayaan dari Uzbekistan. Mereka menampilkan koleksi kain ikat khas Uzbekistan, pertunjukan musik tradisional yang dirancang dalam konsep fusion culture—perpaduan desain Bojonegoro dan Uzbekistan.
Kolaborasi ini merupakan hasil diplomasi budaya yang dijalin oleh Pemkab Bojonegoro melalui jalur kerja sama seni dan ekonomi kreatif, dengan dukungan mitra seperti PT ADS.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Acara BWBF 2025 dinilai memberi dampak positif pada sektor pariwisata lokal. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, selama tiga hari pelaksanaan festival, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan lokal dan luar daerah hingga 28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Okupansi penginapan dan homestay juga mengalami peningkatan signifikan.
UMKM binaan lokal, termasuk perajin batik, pengusaha kuliner, dan produsen oleh-oleh khas Bojonegoro, mengaku mengalami lonjakan omzet hingga dua kali lipat selama festival berlangsung.
Transformasi Bojonegoro Menuju Kabupaten Berdaya Saing Budaya
Mohammad Kundori menambahkan, peran PT ADS dalam mendukung kegiatan budaya bukan semata bersifat seremonial, melainkan bagian dari visi besar mendorong transformasi Bojonegoro menjadi kabupaten yang berdaya saing melalui penguatan identitas lokal.
“Bojonegoro punya modal budaya yang luar biasa. Kalau digarap dengan pendekatan kreatif dan inklusif, ini bisa menjadi pembeda Bojonegoro dari daerah lain. PT ADS akan terus hadir sebagai mitra pembangunan yang memberi dampak nyata, tak hanya dari sisi energi tetapi juga dari sisi sosial-budaya,” pungkasnya.
Melalui pelibatan dalam BWBF dan program serupa, PT ADS berharap dapat menginspirasi lebih banyak entitas bisnis untuk turut serta dalam pembangunan sektor non-migas, seperti budaya, UMKM, dan pariwisata. Strategi ini dinilai efektif dalam membangun Bojonegoro yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga kaya secara identitas budaya.
PT Asri Dharma Sejahtera adalah BUMD Kabupaten Bojonegoro yang mengelola Participating Interest (PI) 10% di Blok Cepu. PT ADS tak hanya fokus pada sektor energi, namun juga aktif mendukung pengembangan sosial, pendidikan, lingkungan, dan budaya di Bojonegoro