Dalam laporannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Presiden meresmikan proyek-proyek EBT dengan total kapasitas 379,7 Mega Watt (MW) yang tersebar di 15 provinsi, melibatkan investasi sebesar Rp 25 triliun.
Salah satu proyek utama yang diresmikan adalah PLTP Ijen Unit 1 yang dibangun oleh PT Medco Cahaya Geothermal dengan kapasitas awal 34,5 MW. Proyek ini telah beroperasi sejak Februari 2025 dan mulai menyalurkan listrik ke jaringan Jawa-Bali berdasarkan perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) selama 30 tahun.
Proyek PLTP Ijen didukung oleh 83 menara transmisi dan jalur transmisi 150 kV, dan diperkirakan mampu menyuplai listrik ke 85.000 rumah tangga. Pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit ini akan ditingkatkan hingga 110 MW dalam tahap pengembangan berikutnya.
“Saat ini masih ada sekitar 5.600 desa/dusun yang belum menikmati akses listrik. Sesuai arahan Presiden Prabowo, wilayah-wilayah ini akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kita sudah mulai langkah ini, dan akan terus berjalan selama 5–10 tahun ke depan,” ujar Menteri ESDM.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan energi yang sangat melimpah. Ia optimistis Indonesia tidak hanya akan swasembada energi, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia, dengan capaian peningkatan produksi pangan 40–50 persen di berbagai daerah.
Presiden juga menekankan pentingnya momentum peresmian proyek-proyek EBT dan peningkatan produksi minyak Blok Cepu sebagai bagian dari langkah besar menuju kemandirian energi nasional.
“Ke depan, kita akan membangun 55 pembangkit energi baru, terutama dari sumber panas bumi. Proyek ini adalah bagian penting dari peta jalan menuju Net Zero Emission—scope 1 dan 2 pada 2050, dan scope 3 pada 2060—serta sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam mendukung ketahanan energi dan tujuan iklim global,” tegas Presiden Prabowo.
Dengan komitmen kuat ini, pemerintah berharap proyek-proyek energi terbarukan tidak hanya menopang ketahanan energi nasional, tetapi juga membuka akses energi yang merata hingga pelosok desa.