Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melakukan produksi siap jual (lifting) yang ke-800 dari Blok Cepu yang berada di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dari operasi Blok Cepu, telah berkontribusi pada pendapatan Indonesia yang setara dengan 5,5 kali lipat investasi awal.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan lifting ke-800 ini menandai total akumulasi produksi lebih dari 540 juta barel minyak. Angka produksi ini lebih besar dari rencana perkiraan awal pengembangan blok Cepu.
Dia mengatakan, dari hasil produksi kumulatif Wilayah Kerja (WK) Cepu lebih dari 540 juta barel minyak. Kini, operasi WK Cepu telah berkontribusi terhadap pendapatan Indonesia setara 5,5 kali lipat dari investasi awal yang setara dengan Rp 310 triliun untuk pendapatan negara.
Hal tersebut, lanjut dia, merupakan pencapaian yang sangat luar biasa. Karena di tengah kondisi hulu migas Indonesia yang sedang berupaya memenuhi target produksi migas nasional.
“Angka produksi lebih besar dari perkiraan awal, pastinya juga berpengaruh pada total investasi yang didapatkan. Kami menyampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan EMCL dan kontribusinya terhadap kesuksesan operasi blok Cepu yang aman, handal dan efisien,” katanya.
Untuk diketahui, Cadangan minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu meningkat hampir dua kali lipat dari penemuan awal.
Pertama kali, ExxonMobil menemukan cadangan minyak Lapangan Banyu Urip sebesar 450 juta barel. Kemudian, pada awal bulan Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.
Sebelumnya, pada tahun 2011, ExxonMobil menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris (KDK) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu. Lapangan itu beroperasi penuh pada Kuartal III tahun 2019 dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 10 ribu bph.
Blok Cepu mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20 ribu barel per hari di 2009. Produksi itu terus meningkat menjadi 220 bph sejak 2019.
Kini, Blok Cepu didaulat sebagai andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190 ribu bph lantaran masuk dalam kategori mature.(jk)
*repost dari suarabanyuurip.com