PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) akan menanggung pembiayaan investasi sepuluh sumur baru. Jika opsi itu terealisasi tentu badan usaha milik daerah (BUMD) itu bakal merogoh kocek cukup dalam.
Investasinya sekitar Rp 144 miliar dan akan dilakukan bertahap dimulai tahun depan. Direktur Utama PT ADS Lalu Syahril Majidi menjelaskan, dana yang dibutuhkan dalam investasi adalah 10,2 juta USD. Setara Rp 144 miliar dengan kurs saat ini Rp 14.200.
Dana itu bakal ditanggung sepenuhnya oleh PT ADS. Hanya, saat ini pemkab belum mengambil keputusan terkait itu. ‘’Asumsi sementara semua dana itu akan ditanggung oleh PT ADS,’’ tuturnya.
Pria asli Surabaya itu menjelaskan, perusahaannya mampu membiayai itu. PT ADS memiliki laba tertahan yang cukup. Laba itu yang digunakan untuk operasional dan dana cadangan di perusahaan.
Sehingga, dengan tanggungan biaya investasi itu, PT ADS merasa mampu. Penyiapan dana investasi itu baru akan dimulai tahun depan. Besaran disiapkan tahun depan adalah 500 ribu USD.
Selanjutnya, pada 2023 akan disiapkan anggaran yang sama. Pada 2024 mendatang dana yang disiapkan jauh lebih besar. Yakni, 4.500 USD. Pada 2025 anggaran yang disiapkan juga sama. Pada 2025 itu nilai investasi yang dibutuhkan sudah tercukupi. ‘’Jadi akan kami bayarkan secara bertahap,’’ ujar Syahril.
Pengoperasionalan sumur baru itu rencananya dimulai 2025 mendatang. Saat ini baru tahap persiapan berbagai perizinan. ‘’Izin-izinya disiapkan oleh operator. Kami hanya kebagian investasi saja,’’ jelasnya.
Adanya tambahan sumur baru itu memang membuat PT ADS merogoh kocek lagi. Namun, investasi itu akan membuat penerimaan participating interest (PI) juga akan lebih banyak. Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Sukur Priyanto mengatakan, setoran dividen dari PT ADS cukup bisa diandalkan untuk pendapatan daerah.
Pendapatan dari PI itu cukup besar, mencapai Rp 100 miliar lebih. ‘’Tentunya tambahan sumur baru itu akan membuat dividen juga bertambah,’’ terangnya.
Menurut Sukur, tambahan dividen itu sangat diharapkan. Saat ini cukup banyak pendapatan yang meleset. Sedangkan pendapatan dari PI ini nilainya selalu tinggi. ‘’Kami segera meminta keterangan lebih jauh dari pemkab dan PT ADS terkait hal ini,’’ tuturnya.