Suasana hangat penuh kebersamaan menyelimuti Pendopo Malowopati pada Minggu malam (19/10/2025), dalam gelaran Malam Tasyakuran Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348. Warga dari berbagai lapisan masyarakat hadir bersama jajaran pemerintah daerah, menandai momen bersejarah bagi Kabupaten Bojonegoro yang genap berusia 348 tahun pada 20 Oktober 2025.
Dengan mengusung tema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri,” perayaan ini menjadi simbol kuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan dunia pendidikan dalam membangun kemandirian daerah yang berdaya dan berbudaya.
Rangkaian acara dimulai dengan kirab budaya yang membawa api abadi dari Kayangan Api lambang semangat dan keabadian nilai luhur masyarakat Bojonegoro yang diserahkan Camat Ngasem Iwan Sopian kepada Bupati Bojonegoro Setyo Wahono untuk disemayamkan di Pendopo Malowopati. Prosesi ini menjadi penanda dimulainya perayaan HJB ke-348 yang berlangsung khidmat.
Sebagai ungkapan rasa syukur, dilakukan pula penyerahan santunan kepada anak yatim dan dhuafa, serta doa lintas agama demi keberkahan dan kemajuan seluruh warga Bojonegoro.
Dalam sambutannya, Bupati Setyo Wahono menekankan pentingnya meneladani semangat leluhur yang mewariskan nilai gotong royong dan budaya Mataraman. Ia mengingatkan bahwa tanggal 20 Oktober bukan sekadar penanda usia, melainkan tonggak sejarah lahirnya pemerintahan Bojonegoro yang mandiri sejak 1677.
“Semangat para leluhur harus terus kita nyalakan. Nilai gotong royong dan karakter Mataraman adalah akar kekuatan kita. Dari sanalah kemandirian Bojonegoro tumbuh,” ujar Bupati.
Beliau juga menegaskan perlunya sinergi antara pemerintah dan dunia akademik sebagai dasar penyusunan kebijakan berbasis riset dan pengetahuan. Sebagai wujud komitmen itu, dilakukan penandatanganan MoU antara Pemkab Bojonegoro dengan delapan perguruan tinggi, salah satunya UPN “Veteran” Jawa Timur, yang menandai langkah strategis menuju pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
Malam tasyakuran ditutup dengan penyerahan penghargaan lomba logo HJB ke-348, prosesi hastungkara, pemotongan tumpeng dan ramah tamah bersama seluruh tamu undangan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) turut hadir, menyampaikan apresiasi atas semangat kolaboratif yang menjadi ruh acara tersebut. Bagi PT ADS BUMD pengelola participating interest Migas Blok Cepu momen Hari Jadi Bojonegoro ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan ajakan untuk merenungkan kembali makna kemandirian daerah di tengah keberlimpahan sumber daya alam.
Dirut ADS menegaskan, kemandirian yang sejati tidak hanya diukur dari besarnya penerimaan daerah, tetapi dari bagaimana hasil migas mampu memberi nilai tambah dan memberdayakan masyarakat Bojonegoro.
“Bojonegoro lahir dari semangat gotong royong dan sinergi. Spirit itu pula yang kami jadikan dasar dalam mengelola Blok Cepu bahwa energi adalah tentang keberlanjutan dan kesejahteraan bersama,” ujarnya.
Refleksi ini menjadi pengingat bahwa pengelolaan energi sejatinya adalah bagian dari perjalanan panjang Bojonegoro menuju kemandirian. Dari api abadi Kayangan Api hingga sumber energi di perut bumi Cepu, Bojonegoro terus menyalakan semangat yang sama: berdaya, berbudaya dan mandiri bersama.