Ngopi Sareng dan Bedah buku berjudul “Tarikh Padangan” karya Ahmad Wahyu Rizkiawan dihelat di aula balaidesa Kuncen Padangan kabupaten Bojonegoro, pada Kamis (4/4/2024) malam. Sebelum launching peserta terlebih dahulu ziarah ke makam Menak Anggrung Mbah Sabil dan Mbah Hasyim di Desa Kuncen kecamatan Padangan. Acara yang dikemas dalam “Ngopi Sareng” Napak Tilas Peradaban Islam Bojonegoro-Blora; Menyibak Jaringan Syiar Islam di Bengawan (Jipang Padangan) tersebut, juga melahirkan agenda lain dan visi masa depan.
Ngopi Sareng merupakan agenda tahunan mempertemukan para pegiat dari Blora dan Bojonegoro. Kata salah satu panitia Ngopi Sareng Jika tahun ini diadakan di Kuncen Padangan, tahun depan, semoga bisa dilaksanakan di pusat sastra Jipang abad 19 M, yaitu Pesantren Klotok.
Dalam perjalanannya, sepanjang tahun 2023 – 2024 ini PT ADS juga menjadi bagian dari keberadaan Makam Menak Anggrung melalui program CSR, selain memperbaiki infrastruktur makam, melalui dampak lain PT ADS juga mendukung inisiatif-inisiatif sosial yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan sejarah.
Menjadi bagian yang tidak hanya mengetahui sejarah islam, tetapi juga menauladani peradaban juga tidak kalah penting dijalankan oleh generasi muda dan PT ADS sendiri.
“Mbah Sabil dan Mbah Hasyim memberi energi sebagai pemantik kawasan Bojonegoro barat dan Blora menyebarkan agama islam dan menauladani spirit perjuangannya” Kata Novendra Tim CSR PT ADS
Sementara, buku Tarikh Padangan sebanyak 288 halaman tersebut, menyigi kejayaan masa lampau Nagari Jipang (cikal bakal Kabupaten Blora, Bojonegoro, dan Tuban Selatan). Pembahasannya fokus pada para penyebar Islam di wilayah Jipang Padangan.
Dimulai sejak abad 14 M (periode 1300 M), hingga perkembangannya pada abad 20 M (periode 1900 M). Konteks periodesasi, kitab Tarikh Padangan menegaskan peradaban Islam Blora dan Bojonegoro terpaut erat yang tidak bisa dipisahkan.
Aktivasi Potensi Peradaban Jipang Padangan
Ragam potensi sejarah-religius yang dapat menjadi ikon di masing-masing desa (sekarang) tidak bisa berdiri sendiri. Kendati spesifikasi memang penting dan harus dilakukan. Namun untuk mencapai pendekatan kawasan adalah kuncinya.
Kekinian, pemerintah Indonesia sedang menggalakkan ekonomi berbasis kreativitas. Melalui Kemenparekraf, gagasan-gagasan termanifestasi pada gerakan ekonomi kreatif (ekraf).
Prinsip pengembangan ekonomi kreatif yang termuat dalam rencana induk pengembangan ekonomi kreatif, meliputi, pemberdayaan sumber daya manusia kreatif untuk mewujudkan kreativitasnya menjadi produk dan/atau jasa yang dilindungi oleh hak kekayaan intelektual. Peningkatan literasi mengenai pola pikir desain bertujuan untuk mentransformasikan kreativitas menjadi inovasi. Penciptaan karya kreatif menggunakan warisan budaya sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan keunikan dan memperkuat jati diri, persatuan dan kesatuan, serta eksistensi bangsa Indonesia di forum internasional;
Pengembangan dan pemanfaatan media sebagai saluran distribusi dan presentasi karya dan konten kreatif lokal yang berkualitas untuk meningkatkan apresiasi dan pengakuan masyarakat Indonesia dan dunia;
Khazanah pengetahuan yang termaktub pada buku Tarikh Padangan dalam hal ini dapat menjadi inspirasi kreativitas pengembangan kawasan ekonomi kreatif di Blora dan Bojonegoro.